Pengambilan Sampel Air Sungai
LAPORAN PRAKTIKUM
ACARA II
Pengambilan Sampel Air Sungai
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH
Praktikum
Kualitas Air
Yang dibina oleh
Dosen Drs. Didik Taryana, M.Si
Oleh :
Ali Atul
Rodiansyah [120722420605]
FAKULTAS ILMU SOSIAL
ILMU GEOGRAFI
UNIVERSITAS
NEGERI MALANG
Februari 2014
1. TUJUAN
-
Mahasiswa dapat mengambil sampel air
sungai
-
Mahasiswa mengetahui cara kerja pengambilan
sampel air sungai
-
Mahasiswa mengatahui teknik-tekhnik
pengambilan sampel air sungai
2. ALAT
dan BAHAN
Adapun
alat dan bahan yang digunakan untuk pengambilan sampel air sungai:
1. Botol
air minum 600 ml, dan
2. Citra
satelit google earth sungai Metro (Malang).
3.
DASAR TEORI
3.1
Pengamabilan sampel
Pengambilan
sampel yang telah direncanakan dengan baik akan mendukung pelaksanaan yang
optimal. Dengan demikian pengambilan sampel merupakan tahap awal yang dilakukan
dalam penentuan kualitas air, yang akan menentukan hasil pekerjaan pada
berikutnya. Secara garis besar prosedur pengambilan sampel terdiri dari
perencanaan, persiapan, pelaksanaan pengambilan sampel serta Quality Asurance
(QA) dan Quality Control (QC) pengambilan sampel. Hal penting bagi pengambil
sampel sebelum ke lapangan adalah menyusun perencanaan dalam suatu dokumen yang
membantu dalam setiap tahapan pengambilan sampel secara jelas dan sistematik.
Untuk
mendapatkan sampel yang homogen dilakukan pengambilan sampel yang
representatif, yaitu sampel yang dapat mewakili pada daerah purposif
sekitarnya. Dengan pengambilan sampel yang representatif data hasil pengujian
dapat menggambarkan kualitas lingkungan yang mendekati kondisi sesungguhnya.
Pengambilan
sampel merupakan bagian dari penelitian yang sangat penting, karena sampel
merupakan cerminan dan populasi yang ada. Metode pengambilan sampel menggunakan
metode purposif sampling yaitu sampel dipilih berdasarkan pertimbangan tertentu
(Singarimbun, et al 1989, dalam tesis Azwir 2006).
Beberapa
hal yang perlu dilakukan dalam perencanaan pengambilan sampel adalah
1.
Menentukan tujuan pengambilan sampel;
2.
Menentukan alat pengambil sampel yang
sesuai;
3.
Menentukan apakah pengambilan sampel
harus sesuai dengan standar atau peraturan tertentu;
4.
Menentukan metode analisis;
5.
Pemilihan teknik sampling dan menetukan
apakah sampling dilakukan secara random atau acak;
6.
Menentukan jumlah, volume dan jenis
wadah sampel
7.
Menentukan waktu, lokasi sampling dan jenis
sampel
8.
Menentukan frekuensi sampling
9.
Menyiapkan pengendalian mutu
10.
Menyiapkan dokumentasi (daftar periksa
persiapan pengambilan sampel, formulir rekaman dat pengambilan sampel, laporan
pengambilan sampel).
3. 2 Pengamanan Sampel
Pengamanan
sampel terdiri dari :
1.
Identifikasi/pengkodean sampel
2.
Pengemasan sampel
3.
Penyegelan wadah sampel, bila diperlukan
4.
Tindakan pencegahan selama transportasi
ke laboratorium, jika ada ketidak sesuaian
5.
Penyimpanan sampel di laboratorium
3.3 Persiapan pengambilan sampel
Persiapan
yang harus dilakukan sebelum pengambilan sampel di lapangan adalah:
1.
Personel pengambil sampel
2.
Persiapan peralatan pengambil sampel
3.
Persiapan peralatan pengukuran di
lapangan
4.
Persiapan peralatan pendukung
5.
Persiapan prosedur pengambilan sampel
6.
Persiapan wadah sampel
7.
Persiapan bahan pengawet, bila
diperlukan
8.
Mengkalibrasi alat pengukur parameter
lapangan
9.
Persiapan dokumentasi
10.
Persiapan pengendalian mutu lapangan
11.
Persiapan rekaman lapangan.
3.3.1 Personil
Sampel
harus diambil oleh personil yang memiliki latar belakang pendidikan yang
sesuai, mendapatkan pelatihan pengambilan sampel, cukup pengalaman, dan mampu
mendemonstrasikan keahlian serta ketrampilannya. Apabila pengambilan sampel
dilakukan oleh personel pihak lain, misalnya pelanggan, pengawas atau penyidik
dari instansi yang berwenang, pihak laboratorium harus menyediakan prosedur
atau instruksi yang terdokumentasi, dan hal-hal lain yang diperlukan, seperti
peralatan, wadah sampel dll.
3.3.2 Peralatan
Peralatan
yang harus disiapkan sebelum melakukan pengambilan sampel terdiri dari : alat
pengambil sampel, alat ukur parameter lapangan dan wadah sampel. Alat pengambil
sampel harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :
terbuat
dari bahan yang tidak mempengaruhi sifat sampel sehingga bahan tersebut tidak
menyerap zat-zat kimia dari sampel, tidak melarutkan zat-zat kimia ke dalam
sampel, dan tidak bereaksi dengan sampel, (misal : alat pengambil sampel
pengujian parameter minyak dan lemak menggunakan wadah/gelas kaca);
1.
mudah dicuci dari bekas sampel
sebelumnya;
2.
sampel mudah dipindahkan ke dalam botol
penampung tanpa ada sisa bahan tersuspensi di dalamnya;
3.
mudah dan aman dibawa;
4.
kapasitas alat tergantung dari tujuan
pengujian.
3.4 Lokasi dan titik pengambilan sampel
Langkah
awal dalam pelaksanaan pengambilan sampel adalah menentukan lokasi pengambilan
sampel pada sungai dengan mengetahui keadaan geografi sungai dan aktivitas di
sekitar daerah aliran sungai.
Lokasi
pengambilan sampel meliputi:
1.
Daerah hulu atau sumber air alamiah,
yaitu pada lokasi yang belum atau sedikit terjadi pencemaran, atau
terkontaminasi sumber pencemar.
2.
Sumber air tercemar, yaitu pada lokasi
yang mengalami perubahan/penurunan kualitas air yang diakibatkan oleh aktivitas
industri, pertanian, domestik, dan sebagainya (sumber pencemar).
3.
Sumber air yang dimanfaatkan, yaitu
lokasi tempat penyadapan/pemanfaatan badan air untuk aktivitas industri, pertanian,
perikanan, dan lain-lain.
4.
Lokasi masuknya air ke waduk atau danau,
dengan tujuan untuk mengetahui kualitas air pada badan air secara keseluruhan.
Titik
pengambilan sampel air sungai, ditentukan berdasarkan debit air sungai, yang
diatur dengan ketentuan sebagai berikut :
1.
sungai dengan debit kurang dari 5
m3/detik, sampel diambil pada satu titik di tengah sungai pada kedalaman 0,5
kali kedalaman dari permukaan, sehingga diperoleh sampel air dari permukaan
sampai ke dasar secara merata;
2.
sungai dengan debit antara (5 – 150) m3/detik,
sampel diambil pada dua titik masing-masing pada jarak 1/3 dan 2/3 lebar
sungai, pada kedalaman 0,5 kali kedalaman dari permukaan, sehingga diperoleh
sampel air dari permukaan sampai ke dasar secara merata, kemudian dicampurkan;
3.
sungai dengan debit lebih dari 150
m3/detik, sampel diambil minimum pada enam titik, masing-masing pada jarak 1/4,
1/2, dan 3/4 lebar sungai, pada kedalaman 0,2 dan 0,8 kali kedalaman dari
permukaan, sehingga diperoleh sampel air dari permukaan sampai ke dasar secara
merata, kemudian dicampurkan.
3.5 Jaminan mutu pengambilan sampel
Jaminan
Mutu merupakan bagian yang penting dalam menghasilkan validitas data lapangan.
Dengan jaminan mutu yang baik maka data yang dihasilkan dapat dibuktikan secara
teknis dan dapat dipertahankan secara legal.
Jaminan
mutu pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan alat gelas bebas
kontaminasi, alat ukur yang terkalibrasi dan dikerjakan oleh petugas pengambil
sampel. Untuk menjamin kelayakan pengambilan sampel, dilakukan sebagai berikut
:
1.
sampel lapangan (satu lokasi)
2.
bila sampel diambil 1 sampai dengan 10
sampel, satu sampel duplikat harus diambil, sampel duplikat diambil dari titik
yang sama pada waktu yang hampir bersamaan;
3.
sampel blanko terdiri dari :
1. Blanko
media, untuk medeteksi kontaminasi pada media dalam pengambilan sampel (peralatan
pengambilan sampel, wadah), salah satu wadah yang akan digunakan diambil secara
acak, kemudian diisi dengan aquabides dan dibawa ke lokasi pengambilan sampel,
kemudian di analisis di laboratorium.
2. Blanko
perjalanan, Sekurang-kurangnya satu blanko perjalanan disiapkan untuk setiap
jenis sampel yang mudah menguap, Blanko dibawa ke lokasi pengambilan sampel,
ditutup selama pengambilan sampel dan dibawa kembali ke laboratorium untuk di
analisis.
4. LANGKAH
KERJA
1. Tentukan
sungai yang akan di ambil sampel airnya
2. Deliniasi
di citra titik-titik daerah sungai yang akan di ambil sampelnya, hal ini untuk
mempermudah dan mempercepat proses pengambilan sampel air.
3. Datang
kelokasi sesuai dengan titik pengambilan sampel air sungai yang sudah di
deliniasi di citra, lokasi antar titik yang telah di tentukan adalah berjarak
200 meter antar titik pengambilan sampel.
4. Siapkan
botol air minum yang sudah di bersihkan, botol air minum harus di bersihkan hal
ini bertujuan untuk menghilangkan zat-zat cair dari bekas minuman, agar sampel
air nantinya tidak tercampur dengan zat-zat air minum.
5. Carilah
titik pengambilan sampel air, tempat yang tepat untuk di ambil sampelnya adalah
daerah tali arus (strem flow).
6. Saat
mengambil sampel usahakan botol berada di dalam air sepenuhnya isi sampai
penuh.
7. Saat
air sudah penuh tutup botol tersebut di dalam air juga, hal ini bertujuan untuk
menghindari ikut sertanya air kedalam botol. Dan usahakan tidak ada samasekali
gelembung udara maupun kandungan udara di dalam botol agar tidak merusak
kandungan zat yang ada di sampel tersebut.
8. Setelah
selesai simpan botol dengan aman, pengetesan sampel sebaiknya kurang dari 24
jam setelah pengambilanya dari sungai, hal ini bertujuan untuk menghindari
reaksi-reaksi yang mungkin bisa terjadi jika air dibiarkan di dalam botol dalam
jangka waktu yang lama.
5. PEMBAHASAN
Praktikum
pengambilan sampel air sungai Metro ini di lakukan pada rantangan antara pukul
16.00 sampai 18.00 WIB, hal ini betuatuan untuk memperoleh sampel yang bagus.
Pada rentangan waktu ini kondisi air di sungai Metro menjadi tercemar karena
kegiatan warga di sekitar sungai, seperti pembuangan limbah dari orang mandi
maupun bersih-bersih di rumah mereka dan kemudian limbahnya di buang ke sungai.
Waktu
yang tepat untuk pengambilan sampel air sungai juga bias di lakukan pada pagi
hari dimana banyak aktifitas warga yang dapat mempengaruhi kualitas atau
kondisi air di sungai Metro ini. Pada pagi maupun sore hari banyak aktifitas
warga yang berpengaruh pada kondisi air sungai
Pengambilan
sampel ini di lakukan sepanjang sungai Metro dengan rentangan sepanjang 12 km
aliran sungai yang di bagi untuk 32 mahasiswa yang mengambil sampel air, setiap
mahasiswa di beri rentangan 400 meter aliran air untuk di ambil sampelnya
dengan rincian satu sampel untuk 200 meter panjang sungai. Mahasiswa tidak
hanya mengambil sampel air saja, tetapi juga harus turut mengamati konsdisi
lingkungan di sekitar tempat mereka mengambil sampel air.
Pengambilan
sampel tidak boleh sembarangan di semua bagian sungai, tetapi juga harus
memperhtikan beberapa aspek seperti, tali arus sungai, kelokan sungai, ombak
sungai dll. Pada pengambilan sampel ini saya mengambil sampel di tengah-tengah
saungai dan merupakan tali arus(stream Flow). Hal ini bertujuan untuk
memperoleh sampel sungai yang diharapkan dapat mewakili sifat maupun kandungan
zat yang ada di sungai.
Cara
yang saya gunakan untuk mengambil sampel yaitu pertama menyiapkan botol air
minum 600 ml untuk tempat sampel airnya, kemudian saya bersihkan. Cara
mengambil dari sungai yaitu dengan memasukan botol kedalam sungai kemudian isi
dengan iar sampel, tutup botol di dalam sungai dan usahakan jangan sampai ada
udara di dalamnya hal ini bertujuan untuk menghindari reaksi zat yang ada di
dalam sampel.
Pengamatan
lingkungan di sekitar juga harus di lakukan yaitu untuk analisa hubungan antara
kondisi lingkungan si sekitar sungai dengan kondisi sungai pada saat
pengambilan sampel. Kondisi lingkungan di sekitar sungai nantinya akn sanggat
berpengaruh terhadap kualitas air sungai yang di ambil sampelnya. Jika di
sekitar sungai banyak terdapat kegiatan masyarakat seperti perumahanmaupun
industry tentu sanggat kotor jika di bandingkan dengan kondisi air sungai yang
berada di lingkungan hutan maupun persawahan.
Proses
pengambilan sampel ini sanggat penting untuk di perhatikan dan dilakukan
denganhati-hati agar sampel yang dihasilkan merupakan sampel yang baik, setelah
pengambilan sampel selesai yang perlu diperhatikan selanjutnya adalah
penyimpanan sampel tersebut, sampel yang sudah di ambil hendaknya di simpan
yang aman dan tidak terpengaruh oleh lingkungan sekitar.
Banyak
kesulitan yang saya alami dalam pengambilan sampel kali ini, hal yang utama
adalah waktu pengambilan sampelnya yang hanya di beri beberapa jam saja, dan
dosen pun memberitahu mahasiswa untuk mengambil sampenlnya hanya beberapa jam
sebelumnya, hal ini tentu berpengaruh terhadap persiapan, padahal persiapanya
itu sanga sulit, dimana pada hari itu juga kita harus interpretasi citra dan
menentukan posisi titik pengambilan sampel. Dan lagi harus membagi kelompok
agar teratur, koordinasi antar setiap kelompok dan anggotanya juga memakan
waktu yang lama. Hal ini memakan waktu yang sangat lam yang akhirnya berujung
pada telatnya pengambilan sampel.
Beriku adalah foto sungai tempat mengambil sampel air sungai Metro.
6. KESIMPULAN
Pengambilan
sampel air sungai ini bertujuan untuk mengambil sampel air sungai kemudian di
gunakan untuk test tiltrasi di laboratorium, untuk memperoleh sampel dengan
kondisi yang bagus maka pengambilan sampel harus hati-hati dan tidak boleh
smebarangan. Pengambilan sampel perlu megetahui teknik-teknik pengambilan
sampel deangan baik.
Pengambilan
sampel ini dilakukan di sungai Metro yang berada di daerah malang, pengambilan
ini bertujaun untuk meneliti dan sebagai bahan praktikum mahasiswa untuk
melakukan test tiltrasi di laboratoruim.
7. DAFTAR
RUJUKAN
Anonimius,
2012, TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL AIR,
(online), (http://dc195.4shared.com/doc/FcY99a5c/preview.html), Diakses pada 14
Februari 2014.
Anonimius,
2012, CARA PENGAMBILAN SAMPEL AIR DAN
LIMBAH CAIR, (online),(http://terasibakar.wordpress.com/2012/04/07/cara-pengambilan-sampel-air-dan-limlim-cair/).
Diakses pada 14 Februari 2014.
Lukman
Wawan, PENGAMBILAN DAN PENGIRIMAN SAMPEL AIR
UNTUK PEMERIKSAAN KIMI, (online), (http://laboratoriumbpn.blogspot.com/2011/04/pengambilan-dan-pengiriman-sampel-air.html),
Diakses pada 14 Februari 2014.
Anonimius,
Tekhnik pengambilan sampel air,
(online), (http://www.scribd.com/doc/177102992/Teknik-Pengambilan-Sampel-Air-Sungai)
Diakses pada 14 Februari 2014.
Agus,
2010, Tekhnik pengambilan Agus,2 010,sampel aur, (http://agus34drajat.files.wordpress.com/2010/10/pedoman-pengambilan-pemantauan-kualitas-air.pdf).
Diakses pada 14 Februari 2014
0 komentar: